.

Mata Uang China: Kenali Perbedaan antara Yuan dan Renminbi

Mata Uang China Kenali Perbedaan antara Yuan dan Renminbi

Sejak tahun 2009 silam, keberadaan Renminbi atau RMB sudah memenuhi fungsi mata uang internasional. Namun, fakta ini malah membuat masyarakat luar China bertanya-tanya sebenarnya mata uang China itu Yuan atau Renminbi? Tak sedikit pula masyarakat yang mengira bahwa keduanya adalah mata uang yang berbeda.

Padahal antara Renminbi (RMB) dan Yuan (CNY) sama-sama mata uang yang dikeluarkan oleh China. Jadi, mana yang benar? Untuk itu, artikel ini akan membahas seputar perbedaan antara Yuan dan Renminbi yang dapat Anda ketahui.

KEY TAKEAWAYS
– Secara resmi, mata uang Tiongkok yang sah adalah renminbi, yang mana dalam bahasa Mandarin berarti “mata uang rakyat”.
– Yuan merupakan unit mata uang renminbi dan menunjukkan satuan nilai/harga barang. Contoh, harga kursi kayu sebesar 400 yuan (bukan 400 renminbi).
– Singkatnya, renminbi merupakan nama resmi mata uang China sedangkan yuan adalah satuannya. 

Sekilas Tentang Yuan dan Renminbi

Perlu Anda ketahui, sebelum Yuan digunakan oleh China sebagai mata uang internasionalnya, istilah Renminbi sudah ada. 

Pada dasarnya, RMB telah bertindak sebagai alat tukar resmi yang diakui oleh negara. Sementara itu, CNY atau dikenal dengan Yuan merupakan sistem satuan hitung atau unit mata uang China. 

Jadi dapat Anda simpulkan bahwa di negara China menggunakan dua istilah uang yang berbeda. Memang kejadian ini cukup asing untuk bagi masyarakat Indonesia dan juga warga negara lainnya.

Baca Juga: Ketahui Apa Itu Kurs Beserta Jenis-Jenisnya

Perbedaan Yuan dan Renminbi, Mana yang Jadi Prioritas China?

Sebelum Anda mengenal lebih jauh tentang CNY dan RMB, alangkah baiknya jika mengetahui informasi mengenai nilai tukar mata uang China ke rupiah saat ini. Untuk tahun ini, 1 Yuan China sama dengan 2.147,68 Rupiah. Nilai ini masih bisa naik ataupun turun. Tergantung dari bagaimana kondisi perekonomian China dan Indonesia.

Meskipun CNY atau Yuan menjadi mata uang China yang dikenal oleh masyarakat seluruh dunia, tapi ternyata negara juga tengah serius mempersiapkan untuk menggunakan RMB untuk menghormati kedaulatan. Lantas apa perbedaannya? Silahkan simak penjelasan berikut.

1. Renminbi (RMB)

Renminbi merupakan mata uang China yang sifatnya resmi sebagai alat tukar untuk membayar barang ataupun jasa. Dengan begitu, masyarakat bisa menggunakan uang ini untuk melakukan transaksi dengan produsen. 

Selain itu, secara tidak langsung interaksi atau transaksi yang terjadi menciptakan aturan dan perkiraan di perekonomian.

Renminbi memiliki makna sebagai mata yang rakyat. Menurut beberapa sumber, salah satu uang ini pertama kali muncul di tahun 1948. Pada saat itu, Bank Rakyat China atau PBOC baru saja berdiri di Kota Shijiazhuang, Provinsi Hebei. Kemudian pada tahun 1949, Renminbi menjadi mata uang satu-satunya di China.

2. Yuan (CNY)

Ilustrasi Mata Uang Yuan (CNY)

Yuan adalah suatu unit akun dari perekonomian negara China. Bisa dikatakan pula bahwa CNY ini termasuk salah satu sistem finansial di negeri Tirai Bambu. Jika Renminbi merupakan alat tukar, maka Yuan menjadi unit pengukuran dari mata uang China. 

Meskipun pada kenyataannya, masyarakat global lebih mengetahui CNY sebagai mata uang resminya.

Unit akun umumnya digunakan untuk mengaplikasikan barang secara satuan. Nantinya nilai tersebut akan menjadi dasar dari keseluruhan indeks atau pasar. Dengan adanya unit mata uang, maka para konsumen akan lebih mudah untuk membandingkan nilai antara satu barang dengan yang lain.

Singkatnya, Yuan berlaku sebagai standar nilai mata uang. Antara Yuan dan Renminbi memiliki sebutan yang sama yakni “Redback” yang artinya adalah lawan dari dolar AS. 

Sementara itu, CNY sendiri juga mempunyai dua nilai tukar atau harga pasar. Alasannya karena di China mempunyai sistem keuangan yang sangat rumit dan membingungkan. 

PBOC menjadi pengontrol arus modal dan memberlakukan aturan yang sangat ketat. Tujuannya adalah untuk membatasi aliran modal asing yang keluar dan masuk dari negara.

Baca Juga: 10 Alat Pembayaran Internasional untuk Transaksi Luar Negeri

Fakta Menarik Tentang Mata Uang China

Mungkin nominal mata uang China ke rupiah tidaklah sebesar mata uang yang lain seperti dollar. Namun ternyata, ada beberapa fakta menarik dari nilai tukar negeri Tirai Bambu tersebut. Mau tahu informasinya? Berikut adalah jawabannya:

1. Menjadi Uang Kertas Pertama di Dunia

Tahukah Anda bahwa mata uang China menjadi alat jual beli kertas pertama di dunia? Benar, kenyataan ini telah dibuktikan oleh beberapa pakar peneliti. Diketahui bahwa masyarakat China sudah mulai menggunakan uang kertas sejak pemerintahan Dinasti Tang di tahun 618-907. 

Sebelum bangsa Eropa mengadaptasinya di abad ke-17, ternyata negeri Tirai Bambu telah memakai uang kertas selama 5 abad sebelumnya. Namun anehnya, ketika masyarakat dunia mulai mengenal uang kertas, China sebagai pelopor pertamanya malah mengalami krisis keuangan yang cukup besar.

Pada saat itu, produksi uang kertas di Tirai Bambu sangatlah besar dan menyebabkan nilai mata uang menurun. Alhasil, di negara tersebut muncul inflasi yang sangat tinggi. Masalah inilah yang membuat China tidak memakai uang kertas lagi pada tahun 1455 selama beberapa ratus tahun.

Sampai pada akhirnya perekonomian mulai stabil dan masyarakat kembali menggunakan uang kertas. Meskipun mata uang China cukup terkenal di seluruh dunia karena negara ini juga memiliki kekayaan yang luar biasa, tapi tak ada yang mengetahui fakta ini. 

Wajar saja mengingat China sempat mengalami inflasi besar yang membuatnya harus memutar otak agar masyarakatnya bisa tetap hidup dengan baik. Meskipun harus menghapuskan uang kertas terlebih dahulu di negaranya, China saat ini sudah bisa berkembang dengan pesat dan sukses di berbagai bidang bisnis. 

2. Pernah Ekspor Mata Uang ke Jepang

Ilustrasi Bendera Jepang dan China

Fakta menarik kedua adalah Jepang pernah melakukan impor mata uang China. Para peneliti menemukan bahwa asal usul uang Jepang bisa ditelusuri melalui koin biksu Wu Zhu dari China yang kala itu diperkenalkan pada zaman Dinasti Han. 

Pada abad ke-8, Jepang membeli koin-koin yang serupa dari China untuk digunakan menjadi alat tukarnya. Pada 250 tahun kemudian, Jepang mengalami penurunan perekonomian, seperti krisis yang membuat pemerintahannya tidak mampu mencetak uangnya sendiri. Masalah ini membuat Jepang kembali mengimpor mata uang China. 

Jepang melakukan transaksi mata uang sudah cukup lama. Hanya saja, besarnya permintaan dari Jepang membuat negeri Tirai Bambu mengalami ekspansi dagang dan ekonominya. 

Tidak mungkin Jepang harus menghentikan perekonomian karena permintaan uang tidak terpenuhi. Jadi, mulai sejak itulah koin buatan Jepang yakni Toraisen dan Shicusen mulai masuk ke dalam perputaran mata uang di negaranya. 

Apabila masyarakat luar negeri menyebut mata uang Jepang dengan kata Yen, penduduk aslinya tidak mengucapkan kata yang serupa. Mereka menyebut mata uangnya sebagai “en” untuk kata Yen. 

Adanya sejarah ini membuktikan bahwa Yuan dan Yen berasal dari negara yang sama. Oleh karenanya, tak heran apabila simbol mata uang keduanya pun juga sama sampai detik ini dan tidak ada yang memprotesnya. Ya karena inilah alasan utamanya.

Kedua negara maju yang sukses di bidang teknologi ini membuktikan hubungannya cukup erat. Bahkan hubungan internasional terjadi jauh sebelum kedua negara tersebut sukses seperti sekarang ini. 

Mata Uang China Bisa Ditukarkan Menjadi Barang Bisnis, lho!

Mata uang China memang bisa Anda tukarkan untuk menjadi barang-barang yang bagus dan bisa dijual kembali. Caranya Anda hanya perlu mempercayakan kebutuhan impor barang dari China kepada Blueraycargo.id

Perusahaan ini memiliki kualitas pelayanan terbaik dan bisa Anda percaya. Untuk mengetahui informasi layanannya lebih lanjut, Anda dapat menghubungi kontak BlueRay Cargo. Sudah banyak kalangan pebisnis yang menggunakan jasa impor dari BlueRay Cargo. Lalu, kapan giliran Anda?

Facebook
Twitter
LinkedIn